Jumat, 22 Maret 2013

Cinta Tidak Harus Memiliki


CINTA TIDAK HARUS MEMILIKI

Wike adalah seorang gadis yang memiliki penyakit yang merusak hatinya yang disebut sirosis hati. Namun, kini hal itu telah berakhir, sebab dia telah mendapat donor hati dari seorag pendonor yang tidak ia kenal. Wike termasuk orang yang beruntung, sebab ketika dia harus melakukan penggantian hati, dia tidak perlu mencari-cari lagi siapa yang bersedia mendonorkan hatinya. Karena ternyata rumah sakit tempat ia akan di operasi telah tersedia hati yang siap didonorkan.
            Setalah melakukan penggantian hati, ternyata melalui hati barunya tersebut, ia dipertemukan dengan seorang pria. Bagaimanakah kisahnya ? mari kita simak !

Adegan I
            Pada siang itu wawan menjemput wike di rumah sakit karena hari itu wike telah diizinkan untuk pulang setelah ia melakukan transplantasi hati dan beristirahat beberapa minggu di rumah sakit itu.

Dokter             : Nona Wike sudah boleh dibawa pulang
Wawan            : Jadi saya sudah boleh membawanya pulang dok ! lalu bagaimana dengan                                                                                              kondisi kesehatannya ?
Dokter             : kesehatannya sudah pulih kembali,   Cuma dia masih perlu banyak   istirahat.
Wawan            : Baik dok, terima kasih banyak ya.
Dokter             : Ia sama-sama. Semua ini berkat tuhan juga, sebab ternyata ada orang yang mau berbaik hati untuk mendonorkan hatinya.
Wawan            : Syukur kepada tuhan atas semuanya ini. Oh ya dok, apakah saya boleh minta data lengkap mengenai pendonor itu ?
Dokter             : Oh boleh, tunggu sebentar ya. (Kemudian dokter itu mulai mencari data-data mengenai pendonor yang rela mendonorkan hatinya kepada Wike. Sementara itu Wawan menunggu.)
Dokter             : Nah ini dia datanya. Anda boleh bawa, dan saya sarankan agar anda dapat berkomunikasi dengan keluarganya, paling tidak anda harus mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarganya.
Wawan            : Baik lah dok, terima kasih banyak atas sarannya ya. (Setelah itu, Wawan pun pergi menemui Wike dan berbicara kepadanya). Wik kata dokter kamu sudah boleh pulang.
Wike                : Ia, perawat juga sudah bilang.
Wawan            : Okelah kalau begitu. Oh ya, apakah kamu sudah siap ?
Wike                : Sudah.
Wawan            : Tapi sebelum kita pergi ni, aku minta kamu bilang sama mama dan papa di Inggris bahwa kamu sudah keluar dari rumah sakit ( Wawan kemudian menyerahkan hpnya kepada Wike)

Wike                : Halo ma, ni Wike. Ma, Wike hari ini sudah diizinkan dokter untuk keluar dari rumah sakit. Wike dijemput sama wawan. Oh ya ma, jangan lupa bilang sama papa ya.
Wawan            : bagaimana ?
Wike                : Mama Cuma pesan supaya banyak istirahat. Trus katanya 3 bulan akan datang  mama dan papa akan pulang ke Indonesia.
Wawan            : Kalau gitu, mari kita pulang sekarang.
               
                Kemudian wawan mengantar wike pulang ke apartemennya di kawasa Pantai Indah Kapuk
. Namun, ketika akan keluar dari rumah sakit, mereka berdua berpapasan dengan dokter Acong, tiba-tiba
 Wike merasa hatinya berdebar-debar,tetapi dengan sekejap rasa debaran itu pun hilang setelah mereka
 meninggalkan rumah sakit.

Adegan II

Sesampainya di apartemen . . .

Wawan            : mari Wik, silahkan duduk aku mau bawa barang-baranag mu ke dalam dulu. Oh ya, kamu mau minum apa ?, nanti aku buatkan.
Wike                : buatkan aku susu campur madu saja.
Wawan            : Oke !

               Sambil menunggu Wawan masuk ke ruang tengah untuk menyimpan barang-
Barang dan mengambilkan air minum, Wike duduk termenung di ruang tamu.
Fikiranmya bertanya-tanya mengapa tadi sebelum keluar dari rumah sakit hatinya tiba-tiba berdebar dan
siapa gerangan yang rela mendonorkan hatinya kepada dia. Tiba-tiba saja matanya tertuju kearah tas
wawan yang tergeletak di atas kursi. Entah apa yang ada dalam benaknya sehingga ia kemudian
membuka tas itu. Dilihatnya beberapa dokumen perusahaan tempat Wawan bekerja. Lalu dilihatnyalah
sebuah dokumen yang berisi data-data seorang pendonor hati. Dibacanya seluruh dokumen itu, tiba-tiba
Wawan datang sambil membawa minuman yang dipesan oleh Wike tersebut.

Wawan            : kamu baca apa Wik ?
Wike                : Eh Wan, cepat sekali buat minumannya. Anu, tadi aku baca tentang data seorang pendonor hati. Apakah ini data orang yang mendonorkan hatinya untuk aku ?
Wawan            : Oh, kirain baca apa tadi. Gini data ini aku dapat dari dokter yang merawat kamu. Katannya ini adalah data orang yang mendonorkan hatinya kepada kamu, dan memang data ini mau aku kasi lihat ke kamu, tapi eh sudah kamu lihat duluan. Tapi tidak apa-apa, data ini kamu saja yang pegang ya.
Wike                : Oke, aku punya rencana mau berterima kasi dengan keluarga si pendonor ini.
Wawan            : Ia ia, tapi kamu harus pulihkan kesehatan dulu, baru kita sama-sama pergi mencari keluarga pendonor ini.
Wike                : Oke !
Wawan            : Oh ya Wik, sepertinya aku sudah mau kekantor ni, karena hari ini aku ada meeting dengan investor dari Italia.
Wike                : Hati-hati ya di jalan. Semoga meetingnya sukses.
Wawan            : Amin. Trima kasih ya. Kamu juga harus banya istirahat.
Wike                : Ia.

                Setelah Wawan pergi meninggalkan apartemen Wike, Wike kemudian termenung sambil
 membayangkan si pendonor hatinya tersebut. Di dalam benaknya seolah-olah ia ingin tahu
 bagaimana wajah orang yang bernama Ansona Seperti ditulis dalam data pendonor yang diberikan
oleh Wawan kepadanya…
                 Beberapa saat kemudian entah mengapa tiba-tiba saja muncul keinginan di benak Wike
 untuk berjalan-jalan di sekitar linkungan apartemen yang telah ia tinggalkan beberapa minggu.

Adegan III

Di lingkungan apartemen . . .

                Ketika ia sedang berjalan-jalan, ia merasa hatinya tiba-tiba berdebar-debar lagi. Namun, rasa
debaran hatinya tersentak ketika ia mendengar seseorang memanggilnya.

Acong             : selamat siang nona.
Wike                : eh, selamat siang juga. Kalau tidak salah anda ini salah satu dokter yang ada di rumah sakit Pantai Indah Kapuk ya.
Acong             : Oh ia, saya salah satu dokter disana. Apakah nona tinggal di apartemen ini ?
Wike                : Ia, saya tinggal di sini.
Acong             : kalau begitu sama lah. Saya juga tinggal di apartemen ini. Hanya saja saya baru tinggal di sini 5 hari yang lalu. Kalau tidak salah, nona ini pernah saya lihat ada di rumah sakit  Pantai Indah Kapuk baru-baru ini ya.
Wike                : Ia benar, hari ini saya baru saja keluar dari rumah sakit itu.
Acong             : memangnya nona sakit apa ?
Wike                : begini . . .
Acong             : eh, nanti dulu nona, sebelum dilanjutin kita duduk dulu di kursi itu yo. Nah, sekarang silahkan lanjutkan.
Wike                : begini, saya baru saja melakukan operasi pengantian hati dari seorang pendonor, sebab, salah satu bagian hati saya sudah rusak.
Acong             : Oh begitu, lalu kenapa nona sekarang jalan-jalan bukannya istirahat ?
Wike                : begini . . .

Tiba-tiba handpone si dokter Acong berdering

Acong             : Sebentar ya. (Kemudian Acong menggangkat handponenya dan pergi. Tidak beberapa    lama Acong kembali). . .

Acong             : Waduh non, saya ada dapat panggilan dari rumah sakit. Saya harus kesana segera.
Wike                : Oh ya, tidak apa-apa.
Acong             : sampai jumpa ya. Eh sebentar, apa boleh saya minta ID card nona ?
Wike                : Oh, boleh. Sebentar ya. Nah ini.
Acong             : Oh, jadi nona ini namanya Wike ya. Kalau gitu nona Wike, saya mau permisi dulu ya
Wike                : Ia silahkan.

              Setelah dokter Acong pergi, Wike kemudian termenung. Di dalam benaknya ia berfikir, mengapa
ia bisa sepolos itu dengan orang yang baru dikenalnya. Bahkan mau menceritakan penyakit yang dideritan
nya. Akhirnya ia memutuskan untuk melupakan semua kejadian yang baru saja terjadi itu lalu kembali
ke apartemennya.

Di dalam perjalanan. . .

               Acong tiba-tiba merasa ada sesuatu yang ganjil pada diri seorang gadis yang baru ia temui. Dia
merasa seolah-olah ada suatu rasa yang berbeda saat ia bertemu dengan gadis itu. Sampai-sampai dalam
hatinya ia bertanya ini kah yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama?. Akhirnya ia
memutuskan untuk menghubungi nomor handpone Wike. Namun, tidak ada jawaban dari Wike. Sehingga
acong memutuskan untuk bertemu langsung dengan Wike di apartemennya dan membatalkan pergi
kerumah sakit.

Acong             : ( mengetuk pintu ) selamat sore. Apakah ada orang ?
Wike                : ( dari dalam Rumah ) ia sebentar. Eh Dokter, mari silahkan masuk. ( seketika itu juga hati wike terasa berdebar ). Tidak jadi ke rumah sakitnya dok ?
Acong             : Em…..
Wike                : Masuk dulu lah dok.
Acong             : Trima kasih.
Wike                : Silahkan duduk. Mau minum apa dok ?
 Acong            : Oh, tidak usah repot-repot, air putih saja.
Wike                : Oke, sebentar ya.

            Sambil menunggu Wike mengambil minuman, mata Acong tiba-tiba tertuju pada seberkas
dokumen di atas meja. Ia kemudian mengambil dan mengamati dokumen itu. Alangkah terkejutnya ia
ketika mebaca dokumen itu. . .

Wike                : ini airnya, maaf agak lama tadi.
Acong             : Oh ia, terima kasih banyak.
Wike                : kok dokter kelihatan pucat gitu ?
Acong             : Eh, oh, tidak ada apa-apa.
Wike                : Dokter tadi baca dokumen ini ya ( Wike langsung mengambil dokumen yang ada di atas meja). Memangnya ada apa dengan dokumen ini ?
Acong             : Sebenanya . . . sebenarnya . . . sebenarnya . . .
Wike                : Sebenarnya apa dok ?. dokter kenal dengan orang yang ada di dokumen ini ?
Acong             : Ia, saya kenal dengan orang itu. Dia adalah mantan pacar saya yang meninggal karena ingin mendonorkan semua organ tubuhnya yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain.
Wike                : Jadi . . . Jadi . . . hati yang saya gunakan sekarang adalah hati mantan pacar dokter ?
Acong             : Ia.
Wike                : sungguh mulianya orang itu. Dia rela mengorbankan dirinya sendiri demi orang lain. Mudah-mudahan dia bahagia di alam sana.
Acong             : Ya, amin. Dia adalah orang yang pantang menyerah, dia juga tidak tahan melihat orang lain menderita. Sejak ayahnya meninggal gara-gara gagal ginjal, ia bertekat untuk mendonorkan semua organ tubuhnya yang dapat didonor sebab ia tidak ingin melihat orang lain menderita seperti ayahnya.
Wike                : Sungguh mengharukan.
Acong             : Ah, sudah lah. Kita lupakan saja semuanya itu. Toh dia juga pasti suda bisa tersenyum di alam sana sebab perjuangannya untuk menyelamatkan orang lain tidak sia-sia. Buktinya kamu sekarang sudah bisa sembuh dan beraktifitas seperti biasa.
Wike                : baiklah kalau begitu. Oh ya, Diminum dulu airnya.
Acong             : terima kasih. Wah kayaknya hari sudah mulai gelap ni, saya permisi dulu ya.
Wike                : Oh ia, terima kasih ya sudah mau berbagi cerita dengan saya dok.
Acong             : Ia sama-sama.

             Dokter Acong kemudian pergi meninggalkan apartemen Wike. Di benaknya ia berfikir, apakah
ia yang akan menggantikan posisi Ansona di hati ku ?. Namun bagaimana caranya aku mengungkapkan
semua rasa ini? . . .

Adegan IV

Keesokan harinya di apartemen Wike . . .

Wawan            : Hai Wik.
Wike                : Hai juga. Mari wan duduk.
Wawan            : Makasih. Bagaimana keadaan mu sekarang ?
Wike                : Ya, sudah lumayan baikan.
Wawan            : Syukurlah kalau gitu. Oh ya Wik, ni aku ada bawa model cincin pertunangan kita. Kamu boleh lihat yang mana yang menarik menurut kamu.
Wike                : Pertunangan ?
Wawan            : Ya ia lah. Kok kamu terkejut seperti itu. Bukankah kita sudah sepakat untuk melangsungkan pertunangan bulan depan ?
Wike                : aduh Wan, kayaknya aku belum siap.
Wawan            : Kenapa ?
Wike                : Aku rasa pertunangan ini terlalu terburu-buru.
Wawan            : Kenapa terburu-buru kitakan sudah pacaran 3 tahun. Lagian bukannya kamu yang mengingikan agar kita cepat-cepat menikah, punya anak, punya cucu dan bersama-sama menikmati hari tua di Belanda.
Wike                : Jangan paksa aku ! ( Wike berlari masuk kedalam )
Wawan            : Wike. . .  Wik . . .

             Wawan sangat kecewa dengan sikap sang pacar. Dia heran mengapa sifat Wike berubah begitu
cepat. Namun ia mencoba sabar dan berfikir positif mengenai kejadian itu. Mungkin karena kesehatan
nya belum pulih 100%. Akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan apartemen Wike.
           
              Disisi lain kedekatan Wike dengan dokter Acong tambah akrap. Tanpa sepengetahuan Wawan
 mereka sering berjalan berduaan menikmati pesona taman. Sehingga pada suatu hari . . .

Acong             : Wik, aku ada sesuatu buat kamu.
Wike                : Apa itu ?
Acong             : coba kamu pejamkan mata. ( kemudian Acong memasang kalung di leher Wike )
Wike                : Apaan ini maksudnya ?
Acong             : Aku sayang ma kamu Wik.
Wike                : Apa ? sayang ?
Acong             : Ia, ,mau tidak kamu jadi pacar aku ?
Wike                : Aduh Dok, jujur saya juga suka sama dokter. Tapi bagaimana mungkin aku menjadi pacar kamu, sedangkan aku sudah punya pacar, dan sebentar lagi kami akan tunangan.
Acong             : Tapi cintaku kepada mu sangat besar Wik. Aku tidak sanggup jauh dari mu setelah aku ditinggalkan oleh pacarku setahun silam.
Wike                : Aku juga tidak ingin berpisah dengan mu cong, sebab hati Ansona pacar mu telah menyatu dengan tubuhku, dan hati ini telah terlebih dahulu menyatu dengan hati mu.

Tiba-tiba datanglah Wawan . . .

Wawan            : Oh, ini ya yang membuat kamu menunda pertunangan kita Wik.
Wike                : Wan, maafin aku. Aku tidak bisa membohongi perasaan ku sendiri, sebab pemilik hati yang ada di tubuh ku ini telah mempertemukan kami berdua.
Wawan            : Hei, siapa kamu!
Acong             : Perkenalkan saya . . .
Wawan            : Cukup. Saya tidak perlu identitasmu, dan kamu Wike, Aku akan putuskan kamu saat ini juga ( Wawan pergi meninggalkan Acong dan Wike )

Setelah Wawan pergi . . .

Acong             : Wik kamu tidak apa-apa Wik ( Wike tesungkur sanbil memegang hatinya ). Wik, . .    (Kemudian Acong segera membawa wike ke rumah sakit. Dirumah sakit). . .

Adegan V

                Di rumah sakit. . .

Acong             : Bagaimana keadaan Wike dok ?
Dokter             : Oh, jadi dokter acong yang mewakili keluarga nona Wike ?
Acong             : Ia saya.
Dokter             : Begini dok, salah satu bagian hati Wike mengalami gangguan dan ia harus diganti lagi.
Acong             : baiklah dok, lakukan apa yang terbaik. Oh ya dok, apakah saya boleh berbicara dengan Wike sekarang ?
Dokter             : Oh, silahkan.
Acong             : Wik aku sangat khawatir dengan kondisi mu. Kata dokter kamu haru mengganti hati mu lagi.
Wike                : Tidak, aku tidak mau mengganti hati ini lagi. Biarlah aku pergi dengan membawa cinta mu yang ada di hati ini.
Acong             : Tapi Wik, aku tidak mau kehilangan kamu.
Wike                : Aku juga Cong. Tapi aku lebih tidak mau kehilangan cinta yang telah tertanam di hati ini.
Acong             : Aku cinta sama kamu Wik.
Wike                : Aku juga cinta sama kamu Cong. ( Wike menghembuskan nafasnya yang terakhir )
Acong             : WIKE……………………………( Sambil merangkul Wike )

            Akhirnya setelah kejadian itu terjadi, maka berakhirlah cinta Wike terhadap Acong. Namun, cinta Acong terhadap Wike tidaklah mudah padam, sebab cinta mereka bukan tumbuh melalui suatu perasaan yang dibut-buat atau pun melalui suatu proses, melainkan tumbuh karena adanya suatu benih cinta Acong yang memang sudah tertanam subur di dalam hati baru Wike. Acong memang sangat terpukul oleh kejadian itu, karena ini bukan kali pertama ia kehilangan sang pujaan hati, melainkan untuk yang kedua kalinya. Melalui kejadian tersebut Acong menyadari bahwa cintanya tidaklah harus memiliki, dan semua yang terjadi itu adalah kehendak yang maha kuasa, dan yang terpenting adalah kejadian itu semakin mengasah ketabahannya.
                       


TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar